Komisi IV DPR Dorong Sawah Pokok Murah Sumbar Jadi Program Nasional

Inovasi Pertanian Hemat dan Berkelanjutan

Metode sawah bapokok murah—atau disebut juga Basawah Pokok Murah—merupakan inovasi pionir dari petani Sumatera Barat, Ir. Djoni. Tanpa olah tanah intensif dan dengan penggunaan pupuk serta pestisida yang minimal, prinsip utamanya adalah “mengembalikan apa yang ada di sawah ke sawah”. Wakil Ketua Komisi IV DPR, Alex Indra Lukman, menuturkan bahwa inovasi ini membuat biaya produksi menurun drastis hingga 50 % tanpa mengorbankan hasil panen, bahkan justru membantu meningkatkan pendapatan petani.

Produktivitas Naik, Ketahanan Pangan Meningkat

Dari kunjungan langsung ke Kelompok Tani Bukik Baeh di Pesisir Selatan pada 28 Januari 2025, Alex mencatat bahwa metode ini mampu menaikkan produktivitas padi hingga 7–8 ton per hektar—naik sekitar 50 % dari metode konvensional yang hanya menghasilkan 4–5 ton. Selain kemampuannya menekan biaya, penggunaan jerami yang dikompos langsung di sawah juga meningkatkan unsur hara tanah secara alami, meningkatkan keberlanjutan ekosis-tem pertanian.

Dorongan Politik untuk Program Berskala Nasional

Alex Indra Lukman bersama rekan di Komisi IV DPR terus mendorong agar sawah bapokok murah dijadikan program prioritas nasional. Mereka meminta Kementerian Pertanian mengadakan riset lebih lanjut, memperdalam efektivitas metode ini di berbagai lahan, dan memperkuat peran penyuluh untuk mengembangkan ilmu serta teknologi yang mendampingi petani. Visinya sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yakni swasembada pangan, dengan model pertanian yang bersih dan ramah lingkungan. Anggota dari PKB dan Golkar juga memberi dukungan agar dilakukan uji coba dan adaptasi metode ini pada lahan yang sesuai di berbagai daerah.